Jumat, 18 Februari 2011

asal muasal lambang garuda pancasila

Burung garuda berdekatan dengan burung elang Rajawali. Burung ini terdapat dalam lukisan di candi-candi Dieng yang dilukiskan sebagai manusia berparuh dan bersayap, lalu di candi Prambanan, dan Panataran berbentuk menyerupai raksasa, berparuh, bercakar dan berrambut panjang. Beberapa kerajaan di pulau jawa menggunakan Garuda sebagai materai/stempel kerajaan, seperti yang disimpan di Musium Nasional, adalah stempel milik kerajaan Erlangga. Burung Garuda ditetapkan sebagai lambing Negara RI sejak diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950, dan dituangkan dalam Perautan Pemerintah no 66 tahun 1951. Penggagasnya adalah Sultan Abdurrahman Hamid Alkadrie II atau dikenal dengan Sultan Hamid II, yang saat itu sebagai Mentri Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

Dalam perwayangan garuda adalah sarana dewa wisnu. Garuda memilki nama julukan yang banyak seperti : Sitānana (wajah putih), Rakta-pakṣa (sayap merah), Śweta-rohita (sang putih merah), Suwarṇakāya (tubuh emas), Gaganeśwara (raja langit), Khageśwara (raja burung), Nāgāntaka (pembunuh naga), Pannaganāśana (pembunuh naga), Sarpārāti (musuh ular-ular), Taraswin (yang cepat), Rasāyana (yang bergerak cepat sebagai perak), Kāmachārin (yang pergi sesukanya), Kāmāyus (yang hidup dengan senang), Chirād (makan banyak), Wiṣṇuratha (kereta Wisnu), Amṛtāharaṇa(pencuri amerta), Sudhāhara (pencuri’), Surendrajit (penakluk Indra), Bajrajit (penakluk kilat).

Sultan hamid adalah penggagas lambang negara, dia Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab–walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak–keduanya sekarang di Negeri Belanda.


Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, MA Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis. Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1940, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak.

 rancangan rancangan garuda pancasila:


                                                           rancangan untuk lambang RIS
                                           Rancangan awal Garuda Pancasila oleh Sultan Hamid II masih                                                                        menampilkan bentuk tradisional Garuda yang bertubuh manusia.
                                        Garuda Pancasila yang diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950,                                                   masih tanpa jambul dan posisi cakar di belakang pita.
negara negara/ kota yang menggunakan lambang garuda:


                                                               garuda pancasila indonesia
                                       lambang negara thailand Phya-Khrutn "phya" (raja) "khrutn" (garuda)

 kota yang menggunakan lambang garuda
                                                             lambang kota ulan bator mongolia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar